THORIQUL IMAN (JALAN MENUJU IMAN)
1. Uqdatul Qubro
Terlepas dari benar atau
salah, ada beberapa jawaban sehingga menjadi visi manusia berjalan di muka
bumi. Diantaranya adalah
a. Kehidupan dunia ini ada dengan sendirinya, manusia
berasal dari tanah materi dan kelak akan kembali lagi menjadi materi/benda,
sehingga manusia hidup untuk mencari kebahagiaan materi selama ia mampu hidup. Maka dia hidup dengan aturannya sendiri, standar baik
dan buruk sesuai kehendaknya. Berekonomi, berpolitik, berbudaya, bertingkah
laku untuk kebagiaan materi semata selama ia mampu hidup. Dia tidak percaya
pada yang ghoib (malaikat, kiamat, surga dan neraka, pahala dan dosa dll),
mereka hanya percaya pada segala sesuatu yang dilihat oleh panca indera.
b. Di balik alam dan kehidupan ini ada Sang Pencipta, yang
mengadakan seluruh alam, termasuk dirinya, memberi tugas/amanah kehidupan pada
manusia dan kelak ada kehidupan lain setelah dunia ini, yang akan menghisab
seluruh perbuatannya di dunia. Maka
dia hidup menurut aturan penciptanya, standar baik dan buruk sesuai dengan
standar tuhannya sekaligus menjadi standar amal yang dipertanggung jawabkan
kelak di hadapan sang pencipta.
2. Pemecahan yang
benar terhadap uqdatul kubro
Adapun pemecahan permasalahan ini oleh islam adalah sbb :
a. Proses Keimanan
kepada Al Khaliq
Islam menjawab bahwa di balik alam semesta, manusia dan
kehidupan ada Al kholiq (Pencipta) yang mengadakan dari tidak ada menjadi ada.
Al kholiq bersifat wajibul wujud dan azali. Karena sifatnya pencipta maka
diri-Nya bukan makhluk (yang diciptakan).
Bukti bahwa segala sesuatu mengharuskan ada pencipta
adalah sebagai berikut :
Sifat Al Kholiq itu hanya ada 3 kemungkinan :
1) Ia diciptakan yang lain.
Kemungkinan ini salah karena tidak masuk akal. Kalau Ia diciptakan yang lain
maka Ia adalah makhluk dan bersifat terbatas (butuh kepada yang lain)
2) Ia menciptakan diri-Nya
sendiri. Ini juga kemungkinan yang salah karena Ia akan menjadi makhluk dan
kholiq secara bersamaan. Tidak masuk akal.
3) Ia bersifat Azali, wajibul
wujud dan mutlak adanya. Ini adalah kemungkinan yang benar.
Bagi orang yang berakal, hanya dengan mengamati benda –
benda yang dapat diindera disekelilingnya yang terbatas maka dia akan percaya
bahwa segalanya tersebut membutuhkan pencipta (al kholiq).
Banyak ayat – ayat Al Quran yang mengajak berfikir dan
mengamati disekeliling manusia untuk membuktikan eksistensi Allah SWT. (Lihat
Q.S Ali Imron : 190, Ar Rum : 22, Al Ghosiyah : 17-20, At Thoriq : 5-7, Al –
Baqoroh : 164 dan masih banyak lagi).
Inilah jawaban ringkas tentang keberadaan Al Kholiq di
balik manusia, alam semesta dan kehidupan.
SIFAT FITRI KEIMANAN
Meskipun manusia pada fitrahnya adalah beriman kepada
Allah SWT secara hati yang ikhlas, namun islam tidak menjadikan perasaan hati
ini menjadi satu – satunya jalan menuju keimanan kepada Allah SWT. Islam
mewajibkan setiap muslim untuk menggunakan akalnya dalam beriman kepada Allah
SWT dan melarang bertaqlid (ikut – ikutan) dalam masalah aqidah. Lihat Q.S Ali
Imron : 190.
Sehingga wajib bagi setiap muslim untuk membangun
keimanannya muncul berdasarkan proses berfikir menggunakan akal.
BATAS AKAL DALAM MEMAHAMI Al KHOLIQ
Meskipun islam mewajibkan menggunakan akalnya untuk
beriman kepada Allah SWT, namun tidak mungkin akal manusia bisa memahami apa
yang ada di luar jangkauan inderanya (Akal terbatas). Sehingga akal tidak akan
mempu memahami dzat Allah dan hakekat-Nya. Tidak bisa dikatakan bahwa “ Bagaimana mungkin kita dapat beriman
kepada Allah SWT sedang akal tidak mampu memahami dzat Allah ? “, tidak
bisa demikian. Memang pada hakikatnya iman kepada Allah adalah percaya akan
adanya Allah (wujud/keberadaannya). Namun proses kepercayaan ini dibangun
melalui keberadaan makhluk – makhlukNya (Alam semesta, manusia dan kehidupan)
karena 3 hal inilah yang dapat dijangkau oleh manusia.
a. Proses Keimanan
terhadap Rasul
Beragama merupakan sesuatu yang fitri dalam diri manusia.
Maka manusia cenderung untuk mentaqdiskan (mensucikan) penciptanya. Pekerjaan
mentaqdiskan inilah yang selanjutnya disebut dengan IBADAH (Tali penghubung antara manusia dengan penciptanya). Apabila
hubungan ini dibiarkan tanpa aturan maka akan terjadi kekacauan serta akan
terjadi penyembahan terhadap selain terhadap pencipta yang sebenarnya. Maka
harus ada aturan/ petunjuk dari pencipta. Sehingga supaya aturan dari Al Kholiq
sampai ke tangan manusia maka harus ada ROSUL yang menyampaikan agama (aturan)
kepada umat manusia.
Contoh sederhana :
Syukron
membantu sekali mau review bab 1
tp kelanjutan nya mana
Kelanjutannya mana kak, hm tapi trimakasih yah udah sgt membantuš
Terimakasih
Kelanjutan nya mana yaaš„
Jazakallahu khoirš.
Sayangnya belum ada lanjutannya