Ilmu Dunia ataukah Ilmu Akhirat !
Kita hidup di zaman akhir ini, semua
serba materalistis, serba hedonis, yang tidak lagi menjadikan islam sebagai
pedoman bahkan aturan dalam tatanan kehidupan ini. Tidak hanya di bumi belahan
barat maupun belahan timur pun semua tidak terlepas dari pemikiran-pemikiran
asing, yaitu pemikiran yang menjadikan dunia sebagai tujuan hidup dan islam
hanya sebatas dijadikan ritualitas semata. Entah karena memang tidak memahami
islam sebagai aturan hidup, ataukah memang tidak mau memahami islam, ataukah
tuli bahwasanya islam adalah agama yang paling sempurna dan yang diridhoi Allah
SWT dan islam adalah agama rahmatan lil ‘alamin yaitu agama untuk seluruh alam
semesta.
Indonesia
adalah Negara yang memiliki beraneka ragam budaya, sumber daya alam, Negara yang
memiliki beribu-ribu pulau, Negara yang mayoritas penduduknya adalah muslim,
Negara yang memiliki banyak pondok pesantren. Ini seharusnya menjadikan
penduduknya kaya, tidak hanya kaya terhadap dunia bahkan kaya akan ilmu
akhirat. Tidak hanya di Indonesia di belahan negeri lain juga sama.
Berbicara tentang
ilmu, saya bukanlah orang yang memiliki banyak ilmu terhadap dunia, terlebih
ilmu akhirat. Ilmu dunia adalah ilmu yang memang diperuntukkan untuk mencari
kehidupan di dunia sedangkan ilmu akhirat adalah ilmu yang memang diperuntukkan
untuk kepentingan akhirat, kalau mau disebut adalah ilmu agama. Lalu apakah
kedua ilmu ini berbeda, apakah ketika seseorang sukses dalam ilmu dunia, lantas
tidak lagi perlu mencari ilmu akhirat! Begitu pula sebaliknya. Apakah ketika
seseorang sukses dalam mencari ilmu untuk akhirat, lantas tidak lagi perlu
mencari ilmu untuk dunia! Pernyataan tersebut tidaklah asing lagi. Kenapa bisa
begitu ? Jangankan kita hidup dilingkungan perkotaan maupun pedesaan. Banyak
orang yang beranggapan bahwa ilmu dunia itu lebih penting, sedangkan ilmu
akhirat atau agama tidaklah begitu penting, asalkan mau shalat ataupun puasa di
bulan Ramadhan. Sehingga banyak orang yang habis-habisan untuk menuntut ilmu
untuk dunia. Bahkan menyekolahkan anak-anaknya hingga ke luar negeri. Ada juga
orang yang beranggapan bahwa ilmu akhirat lebih penting daripada ilmu dunia. Sehingga
banyak orang yang mati-matian menghadiri majelis-majelis ilmu bagi di pengajian
mushola atau masjid. Bahkan mati-matian untuk memasukkan anak-anaknya ke pondok
pesantren. Anggapan seperti ini tidaklah salah bagi orang awam yang menilai. Tapi
kuranglah tepat bagi kita yang bernotaben ber-Aqidah islam. Kenapa bisa begitu.
Karena ketika kita mencari dunia hanya untuk dunia maka yang kita dapatkan
adalah dunia sajalah. Kalaupun kita hanya sibuk mencari akhirat, maka dunia pun
kita akan ketinggalan dengan orang lain. Dan di dalam islam tidaklah seperti
itu.
Oleh karena
itu antara ilmu dunia dan ilmu akhirat tidak dapat kita pisahkan. Karena keduanya
adalah satu kesatuan dan saling beriringan. Umat islam sangat diwajibkan untuk
menuntut ilmu, baik ilmu dunia terlebih ilmu akhirat. Tidak salah kita kuliah
hingga profesor, tidak salah juga kita menuntut ilmu agama hingga ke pondok
pesantren bahkan hingga ke timur tengah. Tapi apakah keduanya harus kita pisahkan ?
Bisa iya bisa tidak. Kenapa begitu. Ada juga yang belajar di sekolah umum, tapi
mereka juga mencari ilmu agama setelah mereka pulang sekolah, atau juga
mengikuti sebuah organisasi yang memang untuk mendakwahkan islam. Kedua belajar
ilmu agama pun, baik di pesantren-pesantren juga tidak hanya diajarkan masalah
ilmu agama tapi juga dunia. Ada juga setelah pesantren mereka kuliah untuk mencari
ilmu sains, ekonomi, dan lainnya.
Kalau kita putar balik ke zaman keemasan
islam. Pada zaman tersebut banyak sekali para ilmuan yang tidak hanya cerdas
dalam masalah ilmu fisika atau astronomi, tetapi cerdas pula dalam masalah
agama. Contohnya adalah Ibnu Sina yang ahli dalam kedokteran, tapi ahli pula
dalam masalah fiqih. Dan banyak lagi ilmuan-ilmuan islam lainnya yang tidak
dapat disebutkan satu persatu.
Tetapi apa
yang terjadi dizaman sekarang! Pemikiran barat yang telah meracuni umat islam,
sehingga hanya bangga akan kepentingan dunia, tapi silau dalam masalah agama. Seolah
agama islam hanya untuk mengatur urusan ibadah semata. Agama Islam hanya
dijadikan simbol dalam hidup, pemikiran islam hanya dikambing hitamkan seolah
orang yang memahami islam adalah terorisme. Ini adalah pemikiran liberal yang sengaja
disusupi ketengah-tengah umat islam. Banyak orang yang bangga ketika ia bekerja
disuatu perusahaan dengan gaji yang menggiurkan. Tapi tidak bangga ketika ada
orang yang hafidz alqur’an.
Maka dari
itu di dunia ini, kita tidaklah bisa terlepas masalah urusan dunia. Kita juga
tidak bisa terlepas masalah urusan akhirat. Lalu apakah ketika kita sudah
melaksanakan shalat dan haji sudah cukup ! Tidak. Masih banyak aturan yang lain
yang harus kita terapkan. Misalkan masalah pendidikan islam, ekonomi islam,
pemerintahan dalam islam hingga khilafah. Dan ini adalah tugas bagi umat islam
untuk mendakwahkan serta menerapkannya. Kita tidak bisa duduk diam saja menunggu
atau terlarut dalam arus perkembangan zaman yang modern ini dan hanya mengikuti
pemikiran-pemikiran sekuler ( memisahkan antara agama dan dunia ). Sekali lagi
mari kita tuntut ilmu baik dunia maupun akhirat ( islam ). Karena kita mencari
dunia untuk akhirat, dan ilmu akhirat juga kita cari selama kita berada di
dunia ini.
Artikel yang bagus kak, tapi sayangnya kakak juga mengkambing hitamkan orang barat hanya karena islam jadi terbelakang dan tidak maju.